Saturday 14 December 2013
Magnificat
Kidungmu 'Manyifikat'
Tak terikat tak mengikat
Namun senantiasa memikat
Entah hati jauh entah dekat
Magnificat...
Harummu seharum 'Fiat'mu
Manyifikat...
Sunday 20 October 2013
Menyapa Maria
Salam Maria, penuh rahmat...
Bunda yang tak pernah bosan mendengarkan dan membalas sapaan kami,
meski kami sering menyapa tak sepenuh hati...
Bunda yang tak pernah bosan mendengarkan dan membalas sapaan kami,
meski kami sering menyapa tak sepenuh hati...
Friday 12 April 2013
Di Depan Arca Bunda
Memohon
doa dan belas kasih
Dari
hatimu yang putih bersih
Kunanti suaramu yang lembut
Mengalunkan
doa atas namaku
Dalam
jernihnya kemurnianmu
Ucapkanlah
permohonanku
Dari pelupuk kesunyian jiwaku
Kucoba
tekuri keteguhanmu
Mempertanyakan
macam daya apakah
Hingga
Bunda begitu mampu
Pada figurmu ya Bunda
Kucoba
torehkan makna
Sejauh
mana aku bisa
Menapaki
langkah “fiat”mu
“Salam”, bisikku
“Salam”, bisikku
Menyatu
dalam hening dan bising
Raib
tertelan kekagumanku
Pada
keindahan setiamu
Di depan arcamu ya Bunda
Kucoba
memandang lebih dalam
Cahaya
senyummu yang tampil menawan
Kala
kau membalas sapaanku
Tersipu malu kusebut satu per satu
Rengek
mewek kekanakanku
Kuselipkan
ujud pintaku
Pada
setiap lipatan jarimu
Mohon doamu ya Bunda
Dalam
setiap detik desah nafasku
Genggamlah
tangan rapuhku
Dalam
kuat doa kebundaanmu
17.X.05
With Thee Mother
For the bliss in the morn
For the shadows at night
Would not hope be torn
For thee is so bright
In ways that I abide
Enlighten me by my side
With thee His bride
In thee shalt I hide
Mother do stay with me
For I dread of see
Thou hast known fear
That came in dear
In thine most gentle hands
Shalt I find some light
Forever till it ends
Then see thee in a bright
Leave not this night
For this thine child
Chanting "Ave"
Seeking love
Sketch of shadows scares
But in thine hand’s care
Fear not will this child
For thee is so mild
-12 Feb 06-
Sekuntum Bunga Buat Bunda
(Permohonan Kanak-Kanak Yesus)
Bunda,
Terimalah sekuntum bunga ini
Bunga bakung yang kupetik sendiri
Dari kebun Bapa yang murah hati
Bunda,
Lihatlah sekuntum bunga ini
Putih, indah, harum berseri
Bagai hatimu yang tak pernah berhenti
Mengasihi tiap-tiap insani
Bunda,
Pandanglah sekuntum bunga ini
Lambang cinta kasih Ilahi
Karena engkau yang amat rendah hati
Bunda,
Iringilah langkah ananda
Dalam mengemban tugas Bapa
Supaya jangan aku sendiri saja
Melainkan bersama engkau pemelihara
Bunda,
Sekuntum bunga ini saja
Kuharap dapat membuatmu bahagia
Meski harus menyaksikan nestapa
Dalam penderitaan hidup ananda
Bunda,
Terimalah sekuntum bunga dariku
Pralambang bakti diri puteramu
Dan jikalau nanti ajalku kan tiba
Berdirilah di dekatku, wahai Ibunda
-14 Ags 01-
Pieta
Langit masih sedikit gelap
Alam raya serentak lelap
Sorak-sorai hilang lenyap
Sedu sedan ditelan senyap
Tanpa kata tanpa suara
Menerima Anak tak bernyawa
Hancur lebur tubuh Sang Putera
Remuk redam hati Ibunda
Desah nafas yang pasrah
Mengiring hati berserah
Duka berpadu dalam darah
Memandang luka yang amat parah
Ecce ancilla Domini
Hamba Tuhan aku ini
Fiat mihi secundum verbum Tuum
Terjadi padaku seturut kataMu
Segenap suara di Surga
Menghatur kidung nestapa
Stabat Mater Dolorosa
Bagi Ibu yang berduka
Air mata menitik sendu
Pancarkan hati yang amat pilu
Sampai semua diam terkelu
Melihat suasana kelabu
Hati tak bernoda luka
Tertusuk pedang sengsara
Menatap kurban Sang Putera
Mengganti manusia berdosa
Duhai Ibunda yang lara
Dalam duka raya tak bertara
Memangku Buah Hati tercinta
Sebagai silih dosa dunia
-Peringatan Santa Perawan Maria Berdukacita-
15 Sep 02
Alam raya serentak lelap
Sorak-sorai hilang lenyap
Sedu sedan ditelan senyap
Tanpa kata tanpa suara
Menerima Anak tak bernyawa
Hancur lebur tubuh Sang Putera
Remuk redam hati Ibunda
Desah nafas yang pasrah
Mengiring hati berserah
Duka berpadu dalam darah
Memandang luka yang amat parah
Ecce ancilla Domini
Hamba Tuhan aku ini
Fiat mihi secundum verbum Tuum
Terjadi padaku seturut kataMu
Segenap suara di Surga
Menghatur kidung nestapa
Stabat Mater Dolorosa
Bagi Ibu yang berduka
Air mata menitik sendu
Pancarkan hati yang amat pilu
Sampai semua diam terkelu
Melihat suasana kelabu
Hati tak bernoda luka
Tertusuk pedang sengsara
Menatap kurban Sang Putera
Mengganti manusia berdosa
Duhai Ibunda yang lara
Dalam duka raya tak bertara
Memangku Buah Hati tercinta
Sebagai silih dosa dunia
-Peringatan Santa Perawan Maria Berdukacita-
15 Sep 02
Kucari Sekuntum Mawar, Bunda
Kucari sekuntum mawar, Bunda
Mawar dengan kelopak yang merekah
Utuh
Tanpa hilang sehelaipun
Mawar dengan daun yang tebal
Langsat
Tanpa noda setitikpun
Mawar dengan tangkai yang kokoh
Lurus
Tanpa duri sebuahpun
Mawar dengan segala keelokannya
Anggun
Tanpa cacat sedikitpun
Kucari kuntum itu
Sekuntum saja
Untukmu…
Ternyata sulit!
Tak satupun, Bunda, tak satupun
Kecewa, aku menoleh padamu
Dan kujumpai kharismamu
Kesederhanaanmu tak pernah mengharap
Hal-hal yang terlalu muluk
Tidak juga pada sekuntum mawar
Maka mawar-mawar tak sempurna ini
Kubawa kepadamu
Kuletakkan pada ujung kakimu
Mawar-mawar ini
Adalah doa-doa kami
Tak pernah berhasil sempurna
Namun selalu berharap
Dapat sampai sesaat kepadamu
Meski hanya pada ujung-ujung jemari kakimu
July 21st, 2006
Mawar dengan kelopak yang merekah
Utuh
Tanpa hilang sehelaipun
Mawar dengan daun yang tebal
Langsat
Tanpa noda setitikpun
Mawar dengan tangkai yang kokoh
Lurus
Tanpa duri sebuahpun
Mawar dengan segala keelokannya
Anggun
Tanpa cacat sedikitpun
Kucari kuntum itu
Sekuntum saja
Untukmu…
Ternyata sulit!
Tak satupun, Bunda, tak satupun
Kecewa, aku menoleh padamu
Dan kujumpai kharismamu
Kesederhanaanmu tak pernah mengharap
Hal-hal yang terlalu muluk
Tidak juga pada sekuntum mawar
Maka mawar-mawar tak sempurna ini
Kubawa kepadamu
Kuletakkan pada ujung kakimu
Mawar-mawar ini
Adalah doa-doa kami
Tak pernah berhasil sempurna
Namun selalu berharap
Dapat sampai sesaat kepadamu
Meski hanya pada ujung-ujung jemari kakimu
July 21st, 2006
Hiasan Maria
Seandainya
aku adalah ‘kebijaksanaan’
Bersinar terang dan cemerlang
Bersinar terang dan cemerlang
Pasti
aku menjadi
Salah
satu dari kedua belas bintang
Mengukir
manis di keliling kepalamu
Seandainya aku adalah ‘kekuatan’
Melindungi
dan membentengi
Pasti
aku menjadi
Sehelai
mantol putih
Menjuntai
panjang pada pundakmu
Seandainya aku adalah ‘kesetiaan’
Bertahan
teguh dalam segala hal
Pasti
aku menjadi
Selendang
biru lembut
Mengikat
sederhana pada lingkar pinggangmu
Seandainya aku adalah ‘kerendahan hati’
Santun
dan halus dalam tutur tindak
Pasti
aku menjadi
Sekuntum
mawar mungil
Menghias
manis di ujung kakimu
Tadinya aku berpikir
Bahwa
akan sangat menyenangkan
Bila
aku dapat menjadi
Bintangmu,
mantolmu
Selendangmu,
mawarmu
Tetapi aku bukan semua itu
aku
hanya manusia biasa
Tak benar-benar bijak
Tak benar-benar bijak
Tak
sungguh-sungguh kuat
Sulit
bersetia
Sukar
merendahkan hati
Namun aku bersyukur
Tanpa
semua itu
aku
malah menjadi anakmu…
25.V.06
Dalam Pelukan Bunda Gereja
Pintumu adalah tanganmu
Rentang lebar cinta kasihmu
Kau sambut lari kecilku
Dengan senyum keibuanmu
Air suci menitik
Membasahi kening, dada dan dua bahuku
Itu tetes air matamu
Menangisi haru kepulanganku
Harum dupa gerejamu harum tubuhmu
Mendekap dinginnya batinku
Aroma ruang hening mengisi ronyehanku
Sampai aku benar-benar terdiam
Bangku-bangku yang terjajar rapi
Adalah jemarimu
Membelai lembut kepalaku
Sampai aku menunduk sujud
Kerlip kertak lilin-lilin
Bagai sinar matamu yang indah
Meluluhkan beku hatiku
Hingga aku terbuai di pangkuanmu
Tertidur lelah di bawah atap gerejamu
Rehat pada tenun mantol kasihmu
Bermimpi pada sudut arca anggunmu
Berbahagia dalam pelukan doamu
15.X.05
Bunga Bakung Surga
Bakung kecil nan manis
Wangimu mendunia
Harummu bersahabat
Menangkap hati kecil yang hina
Bagi Raja yang mulia
Bakung kecil nan putih
Bersihkan noda sengsara
Dalam dunia yang merana
Agar tidak menderita
Bakung kecil nan cantik
Tersenyumlah setiap saat
Rupa memang tak pasti
Namun dirasa oleh iman
Bakung kecil nan damai
Jangan kini resah dan layu
Bagi dosa yang dibuat
Menambah duri dalam hati
Bakung kecil nan mungil
Jangan lagi menangis dan muram
Hari ini pasti ada yang mencinta
Supaya engkau mekar kembali
-15 Okt 98-
Wangimu mendunia
Harummu bersahabat
Menangkap hati kecil yang hina
Bagi Raja yang mulia
Bakung kecil nan putih
Bersihkan noda sengsara
Dalam dunia yang merana
Agar tidak menderita
Bakung kecil nan cantik
Tersenyumlah setiap saat
Rupa memang tak pasti
Namun dirasa oleh iman
Bakung kecil nan damai
Jangan kini resah dan layu
Bagi dosa yang dibuat
Menambah duri dalam hati
Bakung kecil nan mungil
Jangan lagi menangis dan muram
Hari ini pasti ada yang mencinta
Supaya engkau mekar kembali
-15 Okt 98-
Subscribe to:
Posts (Atom)